Dengan berkembangnya Teknologi Informasi (TI), maka
berkembang pula tindak kejahatan dengan menggunakan media TI, seperti :
penggelapan uang, pembobolan ATM, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan banyak
institusi ataupun perusahaan yang menggantungkan proses bisnisnya pada bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Bagi mereka, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi menjadi hal yang penting dan harus ada dalam proses
pengembangan institusi/perusahaan. Sehingga dengan ketergantungan ini tanpa
disadari akan meningkatkan resiko institusi/perusahaan tersebut akan kejahatan
ataupun penyelewengan di dunia teknologi informasi.
Menurut saya sendiri, definisi dari IT Forensik adalah
suatu disiplin ilmu turunan keamanan komputer yang mengidentifikasi,
mengumpulkan, menganalisa dan membahas tentang bukti-bukti digital ( seperti :
e-mail, Spreadsheet file, Source code software, file bentuk image, video,
audio, web browser bookmark, cookies, deleted file, windows registry, dan
lain-lain) dari suatu peristiwa atau kejadian yang dianggap melanggar hukum.
Sedangkan definisi forensik IT menurut para ahli
diantaranya :
• Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga,
mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan
disimpan di media komputer.
• Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari
penyidikan komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum
yang mungkin.
• Menurut Ruby Alamsyah (salah seorang ahli forensik IT
Indonesia), digital forensik atau terkadang disebut komputer forensik adalah
ilmu yang menganalisa barang bukti digital sehingga dapat dipertanggungjawabkan
di pengadilan. Barang bukti digital tersebut termasuk handphone, notebook,
server, alat teknologi apapun yang mempunyai media penyimpanan dan bisa
dianalisa.
IT Forensik mulai marak di Indonesia baru satu-dua tahun
belakangan ini saja, itu pun para ahlinya masih terbatas. Ilmu ini harus
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan, tidak hanya di laporan saja tapi juga
di pengadilan. Di Indonesia ahlinya masih sangat jarang karena mungkin tidak
terlalu banyak orang IT yang aware di bidang ini. Yang kedua, mungkin masih
banyak orang IT yang takut bila ini dikaitkan dengan hukum.
4 (EMPAT) ELEMEN KUNCI FORENSIK IT
Terdapat empat elemen Kunci Forensik yang harus
diperhatikan berkenaan dengan bukti digital dalam Teknologi Informasi, adalah
sebagai berikut :
1. Identifikasi dalam bukti digital
(Identification/Collecting Digital Evidence)
Merupakan tahapan paling awal dalam teknologi informasi.
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi dimana bukti itu berada, dimana bukti
itu disimpan, dan bagaimana penyimpanannya untuk mempermudah penyelidikan.
2. Penyimpanan bukti digital (Preserving Digital Evidence)
Bentuk, isi, makna bukti digital hendaknya disimpan dalam
tempat yang steril. Untuk benar-benar memastikan tidak ada perubahan-perubahan,
hal ini vital untuk diperhatikan. Karena sedikit perubahan saja dalam bukti
digital, akan merubah juga hasil penyelidikan. Bukti digital secara alami
bersifat sementara (volatile), sehingga keberadaannya jika tidak teliti akan
sangat mudah sekali rusak, hilang, berubah, mengalami kecelakaan.
3. Analisa bukti digital (Analizing Digital Evidence)
Barang bukti setelah disimpan, perlu diproses ulang sebelum
diserahkan pada pihak yang membutuhkan. Pada proses inilah skema yang
diperlukan akan fleksibel sesuai dengan kasus-kasus yang dihadapi. Barang bukti
yang telah didapatkan perlu diexplore kembali beberapa poin yang berhubungan
dengan tindak pengusutan, antara lain: (a) Siapa yang telah melakukan. (b) Apa
yang telah dilakukan (Ex. Penggunaan software apa), (c) Hasil proses apa yang
dihasilkan. (d) Waktu melakukan. Setiap bukti yang ditemukan, hendaknya
kemudian dilist bukti-bukti potensial apa sajakah yang dapat didokumentasikan.
4. Presentasi bukti digital (Presentation of Digital
Evidence).
Kesimpulan akan didapatkan ketika semua tahapan tadi telah
dilalui, terlepas dari ukuran obyektifitas yang didapatkan, atau standar
kebenaran yang diperoleh, minimal bahan-bahan inilah nanti yang akan dijadikan
“modal” untuk ke pengadilan. Proses digital dimana bukti digital akan
dipersidangkan, diuji otentifikasi dan dikorelasikan dengan kasus yang ada.
Pada tahapan ini menjadi penting, karena disinilah proses-proses yang telah
dilakukan sebelumnya akan diurai kebenarannya serta dibuktikan kepada hakim
untuk mengungkap data dan informasi kejadian.
Tools dalam Forensik IT
1. antiword
Antiword merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk
menampilkan teks dan gambar dokumen Microsoft Word. Antiword hanya mendukung
dokumen yang dibuat oleh MS Word versi 2 dan versi 6 atau yang lebih baru.
2. Autopsy
The Autopsy Forensic Browser merupakan antarmuka grafis
untuk tool analisis investigasi diginal perintah baris The Sleuth Kit. Bersama,
mereka dapat menganalisis disk dan filesistem Windows dan UNIX (NTFS, FAT,
UFS1/2, Ext2/3).
3. binhash
binhash merupakan sebuah program sederhana untuk melakukan
hashing terhadap berbagai bagian file ELF dan PE untuk perbandingan. Saat ini
ia melakukan hash terhadap segmen header dari bagian header segmen obyek ELF
dan bagian segmen header obyekPE.
4. sigtool
sigtcol merupakan tool untuk manajemen signature dan
database ClamAV. sigtool dapat digunakan untuk rnenghasilkan checksum MD5,
konversi data ke dalam format heksadesimal, menampilkan daftar signature virus
dan build/unpack/test/verify database CVD dan skrip update.
5. ChaosReader
ChaosReader merupakan sebuah tool freeware untuk melacak
sesi TCP/UDP/… dan mengambil data aplikasi dari log tcpdump. la akan mengambil
sesi telnet, file FTP, transfer HTTP (HTML, GIF, JPEG,…), email SMTP, dan
sebagainya, dari data yang ditangkap oleh log lalu lintas jaringan. Sebuah file
index html akan tercipta yang berisikan link ke seluruh detil sesi, termasuk
program replay realtime untuk sesi telnet, rlogin, IRC, X11 atau VNC; dan
membuat laporan seperti laporan image dan laporan isi HTTP GET/POST.
6. chkrootkit
chkrootkit merupakan sebuah tool untuk memeriksa
tanda-tanda adanya rootkit secara lokal. la akan memeriksa utilitas utama
apakah terinfeksi, dan saat ini memeriksa sekitar 60 rootkit dan variasinya.
7. dcfldd
Tool ini mulanya dikembangkan di Department of Defense
Computer Forensics Lab (DCFL). Meskipun saat ini Nick Harbour tidak lagi
berafiliasi dengan DCFL, ia tetap memelihara tool ini.
8. ddrescue
GNU ddrescue merupakan sebuah tool penyelamat data, la
menyalinkan data dari satu file atau device blok (hard disc, cdrom, dsb.) ke
yang lain, berusaha keras menyelamatkan data dalam hal kegagalan pembacaan.
Ddrescue tidak memotong file output bila tidak diminta. Sehingga setiap kali
anda menjalankannya kefile output yang sama, ia berusaha mengisi kekosongan.
9. foremost
Foremost merupakan sebuah tool yang dapat digunakan untuk
me-recover file berdasarkan header, footer, atau struktur data file tersebut.
la mulanya dikembangkan oleh Jesse Kornblum dan Kris Kendall dari the United
States Air Force Office of Special Investigations and The Center for
Information Systems Security Studies and Research. Saat ini foremost dipelihara
oleh Nick Mikus seorang Peneliti di the Naval Postgraduate School Center for
Information Systems Security Studies and Research.
10. gqview
Gqview merupakan sebuah program untuk melihat gambar
berbasis GTK la mendukung beragam format gambar, zooming, panning, thumbnails,
dan pengurutan gambar.
11. galleta
Galleta merupakan sebuah tool yang ditulis oleh Keith J
Jones untuk melakukan analisis forensic terhadap cookie Internet Explorer.
12. Ishw
Ishw (Hardware Lister) merupakan sebuah tool kecil yang
memberikan informasi detil mengenai konfigurasi hardware dalam mesin. la dapat
melaporkan konfigurasi memori dengan tepat, versi firmware, konfigurasi
mainboard, versi dan kecepatan CPU, konfigurasi cache, kecepatan bus, dsb. pada
sistem t>MI-capable x86 atau sistem EFI.
13. pasco
Banyak penyelidikan kejahatan komputer membutuhkan
rekonstruksi aktivitas Internet tersangka. Karena teknik analisis ini dilakukan
secara teratur, Keith menyelidiki struktur data yang ditemukan dalam file
aktivitas Internet Explorer (file index.dat). Pasco, yang berasal dari bahasa
Latin dan berarti “browse”, dikembangkan untuk menguji isi file cache Internet
Explorer. Pasco akan memeriksa informasi dalam file index.dat dan mengeluarkan
hasil dalam field delimited sehingga dapat diimpor ke program spreadsheet
favorit Anda.
14. scalpel
calpel adalah sebuah tool forensik yang dirancang untuk
mengidentifikasikan, mengisolasi dan merecover data dari media komputer selama
proses investigasi forensik. Scalpel mencari hard drive, bit-stream image,
unallocated space file, atau sembarang file komputer untuk karakteristik, isi
atau atribut tertentu, dan menghasilkan laporan mengenai lokasi dan isi artifak
yang ditemukan selama proses pencarian elektronik. Scalpel juga menghasilkan
(carves) artifak yang ditemukan sebagai file individual.
Sumber :